Efektifitas Pembelajaran Diferensiasi dalam Mengatasi Perbedaan Kemampuan Siswa di Kelas

 

Abstrak

       Pembelajaran diferensiasi adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan menyesuaikan kebutuhan belajar individu siswa dalam satu kelas yang beragam. Strategi ini melibatkan penyesuaian dalam aspek konten, proses, produk, dan lingkungan pembelajaran untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan bagi siswa dengan berbagai perbedaan dalam tingkat kemampuan, minat, dan gaya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan pembelajaran diferensiasi dalam mengatasi perbedaan kemampuan siswa di kelas, terutama dalam meningkatkan hasil belajar, motivasi, dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada siswa kelas 4 MIS Al Khaeriah S. Binangae, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes hasil belajar. 

     Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran diferensiasi mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, terutama pada siswa dengan kemampuan akademik yang lebih rendah, tanpa menghambat perkembangan siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Selain itu, pembelajaran diferensiasi juga terbukti meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi siswa, karena setiap siswa merasa kebutuhan belajarnya terpenuhi  secara optimal. Penelitian ini menunjjukkan  bahwa strategi pembelajaran diferensiasi efektif dapat mengatasi tantangan perbedaan kemampuan siswa di kelas 4 MIS Al Khaeriah S. Binangae dan mendukung pencapaian hasil belajar yang  merata di kalangan siswa. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar guru lebih sering menggunakan pendekatan diferensiasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap perbedaan individu.

Kata Kunci :Efektifitas, Pembelajaran Diferensiasi, Kemampuan Siswa

A. Pendahuluan

    Pendidikan pada dasarnya merupakan sarana strategis untuk meningkatkan potensi Bangsa agar mampu berkiprah dalam tataran yang lebih sebagai sebuah investasi untuk mengembangkan kemampuan individu dan tataran kehidupan masyarakat. Pengembangan sumber daya manusia menjadi tugas dan tanggung jawab pendidikan dalam menuntun potensi-potensi individu dengan memfasilitasi kebutuhan sehingga mampu memahami apa yang dipelajari dan menjadi anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Wulandari Wangi Ni Kadek, 2024) 

     Setiap siswa  merupakan individu  unik dengan   karakteristik   yang   berbeda-beda  dengan  individu  lainnya.  Itulah  sebabnya,   ketika   siswa   bersekolah  dan  ditempatkan di  kelas  sama  tidak  dapat    disanggah    bahwa    diantara  siswa akan  muncul berbagai keragaman    karakteristik,    baik    itu keberagaman   minat,   gaya   belajar, latarbelakang, maupun keberagaman kemampuan  siswa  dalam  menerima informasi   materi   pelajaran   yang   di ajarkan (Ainiyah Melani Firdaus & Masub Bakhtiar, 2022).

      Pendidik perlu mampu membedakan strategi pembelajaran mereka untuk membantu siswa menjadi lebih cakap. Intinya, setiap siswa memiliki gaya belajar, minat, latar belakang budaya, dan keterampilan yang unik.. Salah satu strategi pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa yang mempunyai beragam yaitu pembelajaran diferensiasi (Differentiated Teaching) dicetuskan oleh Carol Ann Tomlinson (Ainiyah Melani Firdaus & Masub Bakhtiar, 2022).

Pembelajaran terdiferensiasi merupakan salah satu teknik yang tepat dalam kerangka kurikulum otonom untuk mempertimbangkan karakteristik unik setiap siswa.. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa, serta memperhatikan karakteristik dan gaya belajar siswa secara individual. Sehingga, pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu bentuk implementasi dari kebijakan kurikulum merdeka yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang lebih inklusif dan efektif (Halimah et al., 2023).

Efektivitas pembelajaran diferensiasi dapat diukur dari beberapa aspek, seperti peningkatan pemahaman materi, pencapaian tujuan belajar, serta kemajuan akademik siswa dari berbagai tingkatan, termasuk mereka yang berada di bawah, atau di atas standar kemampuan kelas. Dalam hal ini, pembelajaran diferensiasi dapat diterapkan melalui berbagai bentuk penyesuaian, seperti menyederhanakan konten untuk siswa yang mengalami kesulitan, memberikan tantangan tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi, atau memodifikasi metode pengajaran agar sesuai dengan gaya belajar siswa.

        Guru juga dapat memperoleh manfaat dari pembelajaran terdiferensiasi dengan mampu memahami kebutuhan unik setiap siswa dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Selain itu, pembelajaran terdiferensiasi dapat membantu guru mengatasi kesulitan yang muncul saat mengajar anak-anak di kelas dengan berbagai kebutuhan. Dengan mempertimbangkan semua hal, pembelajaran terdiferensiasi merupakan strategi yang membantu siswa menjadi pembelajar mandiri dan menumbuhkan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat. Guru dapat menjadi pendidik yang lebih efektif dengan menggunakan metode ini untuk lebih memahami dan memenuhi kebutuhan unik setiap siswanya. Pembelajaran terdiferensiasi diharapkan dapat membantu siswa mencapai kehidupan yang lebih baik dengan memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh melalui cara mereka sendiri (Sutrisno et al., 2023).

B. Metode

   Penelitian ini menggabungkan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan tujuan penelitian, penelitian ini mengumpulkan informasi deskriptif dari guru dan siswa kelas 4 di MIS Al-Khaeriah S. Binangae, baik secara lisan maupun tertulis, untuk memastikan seberapa baik pembelajaran diferensiasi bekerja untuk mengatasi kesenjangan keterampilan siswa di kelas.

   Dokumentasi, wawancara, dan observasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk mengamati pembelajaran diferensisi, dilakukan observasi. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi tentang efektivitas pembelajaran diferensiasi di kelas 4 MIS Al Khaeriah S. Binangae dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada instruktur dan siswa.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

     Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran diferensiasi di kelas 4 MIS Al-Khaeriah S. Binangae sangat efektif dalam menghadapi variasi gaya belajar, tingkat motivasi, dan potensi kecerdasan siswa. Berdasarkan observasi, siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dapat belajar sesuai dengan metode yang disesuaikan oleh guru, seperti penggunaan media visual, diskusi kelompok, dan aktivitas praktis. Guru memberikan perhatian khusus untuk menyesuaikan materi dan metode pembelajaran, yang membantu siswa lebih mudah memahami materi serta merasa lebih terlibat dalam proses belajar.

     Wawancara dengan guru menunjukkan bahwa pendekatan diferensiasi memungkinkan guru untuk lebih responsif terhadap kebutuhan belajar individu siswa. Guru mengamati bahwa beberapa siswa yang awalnya kurang termotivasi menjadi lebih antusias setelah diberikan tugas yang sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Selain itu, dokumentasi proses pembelajaran menunjukkan peningkatan hasil belajar, terutama pada siswa dengan kemampuan awal yang rendah. Beberapa siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam pelajaran menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman materi karena strategi pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Pembahasan

Hasil penelitian ini memperkuat konsep bahwa pembelajaran diferensiasi merupakan strategi yang efektif untuk mengatasi perbedaan kemampuan akademik dan kebutuhan belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran diferensiasi di kelas 4 MIS Al-Khaeriah S. Binangae dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

1.Gaya Belajar yang Beragam: Penerapan pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dalam kelas. Setiap siswa diberi kesempatan untuk belajar dengan cara yang paling nyaman bagi mereka, sehingga meningkatkan keterlibatan dan pemahaman materi.

2.Motivasi Belajar: Dengan memberikan variasi tugas yang disesuaikan dengan minat dan tingkat kemampuan siswa, pembelajaran diferensiasi mampu meningkatkan motivasi siswa. Siswa yang awalnya merasa kesulitan lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran karena tugas dan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. 

Perbandingan hasil pembelajaran antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran diferensiasi berbasis minat dan kelompok kontrol. Feedback guru (tanggapan dan refleksi) guru terhadap implementasi pola perencanaan pembelajaran. Saran atau rekomendasi guru untuk perbaikan atau pengembangan lebih lanjut, penting untuk memastikan bahwa deskripsi data disajikan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan penelitian. Semua temuan dan data harus terkait langsung dengan pertanyaan penelitian dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang implementasi pola perencanaan pembelajaran yang diferensiasi berbasis minat (Hermawan et al., 2023)

3.Potensi Kecerdasan: Pembelajaran diferensiasi membantu mengembangkan potensi kecerdasan yang beragam, karena siswa dapat mengembangkan pemahaman sesuai dengan kecepatan dan kapasitas belajar mereka. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar pada siswa yang sebelumnya menunjukkan kesulitan dalam mata pelajaran tertentu. Guru mampu memberikan tantangan tambahan bagi siswa yang berkemampuan tinggi, tanpa menghambat siswa yang memerlukan waktu lebih banyak untuk memahami materi.

4.Interaksi dan Keterlibatan Siswa: Proses pembelajaran menjadi lebih dinamis dan interaktif karena siswa didorong untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas yang disesuaikan. Guru menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana siswa merasa dihargai, yang berkontribusi pada peningkatan kepercayaan diri mereka.

     Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Republik  Indonesia  Ristek  menegaskan  pada akhir tahun 2020 tujuan pendidikan di Indonesia adalah mengembangkan pembelajaran yang mendukung  siswa,  pembelajaran  yang  membebaskan  pemikiran,  dan  pendidikan  yang memaksimalkan  potensi   siswa (Yani et al., 2023).   Diferensiasi   merupakan   salah   satu  taktik   yang   dapat membangun  proses  pembelajaran.  Menggunakan  diferensiasi  di  dalam  kelas  ada  tiga alternatif  metodologi  pembelajaran  diferensiasi  yang  memungkinkan:  diferensiasi  materi, diferensiasi  proses,  dan  diferensiasi  produk.  Profil  belajar,  kesiapan,  dan  minat  siswa digunakan untuk membedakan materi. Proses diferensiasi dilaksanakan dengan penggunaan kegiatan berjenjang, pengembangan   kegiatan   yang   beragam,   dan   klasifikasi   siswa berdasarkan kesiapan, kemampuan, dan minat (Yani et al., 2023). Untuk membedakan konten, kesiapan, minat, dan profil belajar siswa digunakan, aktivitas berjenjang, penciptaan aktivitas yang beragam, dan  penggolongan  siswa  menurut  kesiapan,  bakat,  dan  minat,  semuanya  digunakan  untuk melakukan  proses  diferensiasi.  Diferensiasi  produk  dapat  dilakukan  melalui  pemberian pilihan  bagaimana  siswa  mengekspresikan  pembelajaran  yang  diinginkan.  Pembelajaran berdifferensiasi sebagai salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan  profil  gaya  belajarsiswa.  Untuk  menentukan  profil  gaya  belajar  siswa  dilakukan asesmen diagnostic di awal pembalajaran (Yani et al., 2023).

    Landasan praktik pembelajaran di kelas dan sekolah, serta titik acuan untuk menilai praktik pembelajaran, dipahami bahwa setiap siswa di kelas adalah individu. Kelompok siswa dapat beragam, termasuk siswa dari keluarga berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses ke teknologi di rumah, siswa yang baru saja pindah dari daerah lain dan merasa sulit memahami bahasa yang digunakan di kelas, siswa yang kehilangan minat karena mereka telah menguasai keterampilan yang diajarkan dan tidak lagi merasa kesulitan belajar, siswa yang mencoba memahami apa yang diajarkan tetapi gagal melakukannya karena tidak  cukup memadai antara kemampuan mereka dan apa yang mereka pelajari, siswa yang pekerjaannya tampak dilakukan dengan baik tetapi berjuang dengan masalah sosial dan emosional, siswa yang sangat tertarik pada mata pelajaran tertentu, siswa yang memiliki kesulitan belajar, dan sebagainya. Untuk mulai mempelajari cara mengenali siswa yang unik ini, tes diagnostik dapat digunakan. Tes diagnostik tersebut dilaksanakan untuk dapat mengetahui kesiapan belajar siswa, pemahaman siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran maupun kebutuhan belajar siswa. Dalam tes  diagnostik, guru harus  melihat kesulitan fungsional siswa dalam belajar, kebutuhan bantuan tambahan bagi mereka, bagaimana mereka bergerak di sekitar sekolah, kelebihan, potensi atau kemampuan mereka, bagaimana membantu mereka di sekolah, dan informasi lain tentang mereka. 

     Guru akan merasa lebih mudah menerapkan pembelajaran terdiferensiasi jika mereka menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik yang dapat dirancang guru mencakup tes diagnostik kognitif dan nonkognitif. Agar evaluasi ini dapat secara efektif mewakili pembelajaran terdiferensiasi, guru harus dapat mengembangkan dengan cara sebaik mungkin. Dalam ujian, guru biasanya menggunakan lebih banyak tes diagnostik kognitif. Dalam hal ini, instruktur percaya bahwa tes diagnostik kognitif lebih penting daripada tes nonkognitif (Yani et al., 2023)

     Hasil Pembelajaran Siswa: Data hasil pembelajaran siswa yang diukur dengan cara tertentu. Perbandingan hasil pembelajaran antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran diferensiasi berbasis minat dan kelompok kontrol. Feedback Guru: Tanggapan dan refleksi guru terhadap implementasi pola perencanaan pembelajaran. Saran atau rekomendasi guru untuk perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. Penting untuk memastikan bahwa deskripsi data disajikan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan penelitian. Semua temuan dan data harus terkait langsung dengan pertanyaan penelitian dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang implementasi pola perencanaan pembelajaran yang diferensiasi berbasis minat.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran diferensiasi di kelas 4 MIS Al-Khaeriah S. Binangae terbukti efektif dalam mengatasi perbedaan gaya belajar, motivasi, dan potensi kecerdasan siswa. Melalui metode ini, guru dapat menyesuaikan pendekatan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa dengan gaya visual, auditori, dan kinestetik, yang secara signifikan meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas. Selain itu, pembelajaran diferensiasi juga meningkatkan motivasi siswa karena aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai dengan minat dan tingkat kesulitan yang tepat. Penerapan diferensiasi ini mendorong perkembangan potensi kecerdasan yang beragam di antara siswa, menghasilkan peningkatan hasil belajar yang merata dan membantu siswa mengatasi kesulitan akademik mereka.

Saran

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan berdasarkan temuan penelitian ini:

1.Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Guru: Diperlukan pelatihan berkelanjutan bagi para guru untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan dalam menerapkan pembelajaran diferensiasi. 

2.Peningkatan Sarana dan Prasarana: Pihak sekolah diharapkan dapat mendukung penerapan pembelajaran diferensiasi dengan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang, seperti alat peraga, media pembelajaran, dan teknologi yang dapat membantu memperkaya pengalaman belajar siswa.

3.Evaluasi Berkelanjutan: Diperlukan evaluasi berkelanjutan untuk menilai efektivitas pembelajaran diferensiasi dalam mencapai tujuan akademik dan pengembangan karakter siswa..

4.Kolaborasi dengan Orang Tua: Orang tua juga diharapkan dapat bekerja sama dengan guru untuk memahami kebutuhan dan gaya belajar anak masing-masing. 

DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah Melani Firdaus, & Masub Bakhtiar, A. (2022). Strategi  Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Mengatasi Keberagaman Tingkat Ketanggapan Siswa – Siswi Di Upt Sdn 25 Gresik. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 8(2), 2135–2147. https://doi.org/10.36989/didaktik.v8i2.529

Halimah, N., Hardiyanto, & Rusdinal. (2023). Analisis Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Bentuk Implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka. Pendas: Jurnal Pendidikan Dasar, 08(01), 1–15. https://ejournal.uit-lirboyo.ac.id/index.php/pgmi/article/view/3513/1247

Hermawan, C. M., Rosfiani, O., Rohadatul, N., & Shabri, A. (2023). Jurnal Pendidikan Transformatif ( JPT ) Pola Perencanaan Pembelajaran SD / MI Melalui Pembelajaran Terdiferensiasi Berbasis Minat Jurnal Pendidikan Transformatif ( JPT ). Jurnal Pendidikan Transformatif, 02(06), 161–173.

Sutrisno, L. T., Muhtar, T., & Herlambang, Y. T. (2023). Efektivitas Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Sebuah Pendekatan untuk Kemerdekaan. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 7(2). https://doi.org/10.20961/jdc.v7i2.76475

Wulandari Wangi Ni Kadek, F. D. A. I. G. (2024). Jurnal Inovasi Pendidikan. Jurnall Inovasi Pendidikan, 6(1), 52–61. https://journalpedia.com/1/index.php/jip/article/view/1285

Yani, D., Muhanal, S., & Mashfufah, A. (2023). Implementasi Assemen Diagnostic Untuk Menentukan Profil Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Diferensiasi Di Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pendidikan, 1(3), 241–250. https://doi.org/10.46306/jurinotep.v1i3.27


Komentar

Postingan populer dari blog ini